Ibadah Korban (Yahudi)

Korban (Bahasa Ibrani: קָרְבָּן‎) dalam konteks ajaran Judaisme merujuk kepada penyerahan sebarang barangan yang dibenarkan dalam kitab Taurat; baik secara penyembelihan yang kosher terhadap haiwan uyang dibenarkan seperti bebiri atau kambing sampailah kepada pemberian bahan seperti bijirin, wain atau kemenyan.[1][2]Persembahan semacam itu dulu biasanya dilakukan oleh para Imam (Kohen) pada Bait Suci di Yerusalem. Praktik ini dilakukan sampai Bait Salomo dihancurkan, dan dilanjutkan kembali pada saat Bait Kedua berdiri, dan kemudian berakhir ketika bait itupun dihancurkan pada tahun 70 M. Secara tidak resmi dilakukan kembali pada saat Perang Yahudi-Romawi pada abad ke-2 M, dan selanjutnya di komuniti-komuniti tertentu.[3] Yudaisme Rabbinik tetap berpegang bahawa Taurat mengizinkan pelaksanaan hukum Yahudi tanpa pengorbanan binatang berdasarkan tradisi oral dan dukungan kuat dari Kitab Suci, misalnya Mazmur 51:16-19 dan Hosea 6:6. Namun, praktik dan hakikat pengorbanan terus mempunyai relevansi dalam 613 mitzvot, teologi Yudaisme dan halakha (hukum-hukum Yahudi), terutama dalam Judaisme Ortodoks. Menurut persepsi Yahudi kedatangan Mesias tidak menghapuskan persyaratan untuk memelihara seluruh 613 perintah.[4]